Jumat, 27 Juli 2012




Oleh: Zuifa Sanashalaufa
Yang mengenal saling menyatu 
Yang tidak kenal saling berpisah 
Ruh-ruh yang diberkahi petunjuk dan kebenaran 
Sebab apa diriku berpaling? 
Dari akhlak Rububiyah yang mestinya kuteladani 

Serdadu atas titahMa 
Penuh penghambaan karena mencintaMu 
Karena korelasi atas kesesuain pada ridhaMu 
Sebab apa sering aku merasa tak singgah di jalanMu? 

'Demi Alloh, aku mengetahuinya bahwa jalan yang kusinggahi kerikil demi kerikil adalah jauh lebih mudah dari serdadu pilihanMu" 

Seberkas cahaya lalu padam 
Bukan oleh tiupan angin ataupun awan mendung menjadi butiran hujan yang membanjirinya dengan redup 

Tapi, hatiku yang buta oleh sebutan dan pujian 
Rentan dengan takut mati dan cinta dunia. 

"Duhai Alloh. Aku tidak mampu menghitung pujian kepadaMu, Engkau adalah sebagaimana yang telah Engkau pujikan atas diriMu sendiri" [104a] 

Sumedang dalam bis, Ramadhan 1433 Hijriah (22 Juli 2012)

(104a) Diriwayatkan oleh enam perawi hadist kecuali Bukhari. 

(Tazkiyatun Nafs hal. 341, Sa'id Hawwa) 
"Ruh-ruh itu adalah serdadu yang dimobilisai; yang saling kenal diantaranya menyatu dan yang saling tidak kenal diantaranya berpisah" (Diriwayatkan oleh Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar